Jogja - Ungaran (dua)
Saking
ngantuk dan capeknya, kita semua langsung tidur, kecuali Silvi dan pasangan
(Gege) sih. Enggak ngantuk dan capek-capek amat sebenarnya, orang jalannya
enak, tapi lama nyari basecamp Mbah Min yang bikin kita capek. Yak, kita memutuskan untuk bermalam di Mbah Min dan summit nanti subuh, sesuai racun dari warung. Kita sampai di
Promasan sekitar pukul setengah sebelas, tapi baru masuk basecamp jam sebelas
lewat. Info letak basecamp yang setengah-setengah ditambah kampung yang udah nyenyet nggak ada yang bisa ditanyain
bikin kita cukup frustasi. Udah keliling kampung berapa kalipun nggak menemukan
tanda-tanda basecamp. “Basecampnya Mbah Min deket masjid, kok.” Kita udah nemu
masjidnya, masalahnya deketnya itu sebelah mananya masjiiiiid hamina hamina. Berbekal ilmu wani isin, nek isin ra
wareg, kita mengganggu sebuah rumah yang dicurigai sebagai basecamp.
Beberapa kali kulonuwun pun berhasil
membangunkna si empunya rumah, dan ternyata eh ternyata rumah beliau ini bukan
basecamp. Duh maaf ya pak, buk.. Basecamp letaknya ada di barat masjid, paling
pojok. Lhah, iya, nggak kelihatan kalau dari jalan utama.
Sekali lagi
maafin kita, ya Pak, Bu.. Besok nggak lagi-lagi.
19.45 Berangkat dari Mawar.
22.-- Sampai Desa Promasan.
*) Desa Promasan merupakan desa tertinggi dan
paling dekat jika ingin melakukan pendakian.
*) Kabarnya hanya 18 KK yang berumah tinggal
disini. Lupa tanya-tanya kemarin. Hmm, katanya (calon) antropolog -_-
*) Jangan lupa pesen kopi luwak kalau situ
singgah di Mbah Min dan harganya amat sangat murah untuk ukuran kopi luwak,
boy. Belum dihargai kayak kafe-kafe mahal ituuu. Kalau bawa duit yang cukup,
bisalah beli sekilo-dua kilo kopi luwak disini. Tiga ratus ribu rupiah sahaja!
Mana dapet harga segitu di kota.
*) Ada kamar mandi didepan basecamp persis,
buat pipis, kalau mau BAB disediakan tempat lainnya di dekat goa jepang. Kamar
mandi depan basecamp pintunya udah sedikit termakan usia (?), jadi ada celah
buat ngintipin pantat orang yang lagi pakai kamar mandi, hehehhehe mayaan.
Senin (dinihari), 18 Januari 2016
Di suatu jam
selepas sepertiga malam…
Pekatnya
basecamp membuat saya urung membuka SB dan memulai aktifitas. Sebelum tidur
tadi sudah disepakati akan summit jam
tiga, atau paling mentok jam setengah lima pagi. Hmm, wacana. Jam lima pagi
baru semuanya benar-benar bangun. Sarapan emi, bikin teh, makani pitik, lihat sapi, bobok lagi, sampai jam tujuh baru kita
berangkat K Perjalanan paling susah adalah naik dari
desa sampai persimpangan Puncak – Promasan, sumpah ini paling berat K
tapi ternyata kita salah…
Summit
attacknya kayak TAEEEEEEE. Dalane munggah terus, marai njathil! Ibarat kata jalan
naik sesudah POS IV Cemoro Kandang (Ondorante bukan sih?), tapi trek ini tiada
berkesudahan… Ade sedih bang… Akhirnya dua orang memilih untuk bobo bobo manja
aja di jalan, empat lainnya terus sampai puncak. Sungguh keputusan yang sangat
tepat bobok di Mbah Min, nggak kebayang harus njathil bawa carrier, berapa jam akan kita butuhkan untuk sampai
atas sanaaaaaaa. Disertai niat yang tulus ikhlas untuk mencari tempat teduh
(buat tidur) dan pedoman bahwa kita belum ada separuh jalan menuju puncak,
naiklah saya dan Bretus.
Jangan
percaya peta! Petanya (sedikit) tipu-tipu, disitu digambarkan kalau pos
(keter)Bukaan ada di separuh jalan menuju puncak. Nyatanyaaaa, lebih dari
separuh dan itu udah deket bangeeet sama puncak. Walhasil Bretus dan saya
jalan, jalan, jalan, dan jalan sampai tinggal beberapa menit lagi kita sampai
puncak, tapi kita tetep nggak muncak K iya, kita se keset itu. Sayup-sayup
terdengar suara Silvi dan yang lain jalan turun kembali dari puncak. Karena
kita udah ketemu diatas, yaudah, langsung turun aja. Fales banget cari tempat
tidurnya -_-
Pas turun
sempat hujan, kita berteduh di pos bayangan dekat perbatasan hutan –
kebun teh, sambil makan sisa bekal (nangka dan carica).
Lepas jam
satu siang kita sudah mendekam kembali di Mbah Min. Masak sop!!! Alhamdulillah
perjalanan kali ini bekal (makanan) akuh ludes… Minumnya utuh satu botol. Makan siang kita kala itu duet makanan Mbah Min dan hasil masakan kita. Sambel
tomatnya Mbah Min enak lho! Kita makan dengan lahap, menggantikan energi njathil kita beberapa jam yang lalu. Fasilitas
di Mbah Min cukup standar, tapi udah sangat lumayan untuk ukuran basecamp yang
letaknya paling tinggi. Sayangnya basecamp ini belum dilengkapi dengan catatan
pendakian atau belum dikelola secara resmi, sehingga tidak ada jejak siapa saja
dan kapan yang pernah start pendakian dari sini. Padahal menurut info dari
simbah, cukup banyak yang menjadikan Promasan sebagai start pendakian, mungkin
karena jarak yang ditempuh untuk mencapai puncak sudah nggak terlalu jauh tanpa
harus melalui POS I dan POS II. Selain itu, kendaraan juga bisa menjangkau
Promasan via Gunung Putri dan atau Langensari (bener nggak? Nggak terlalu paham
kemarin). Perjalanan dari Mawar sampai
Promasan kurang lebih dua jam jalan santai.
Setelah kenyang makan dan ngobrol dengan
simbah, kita pamit turun. Pas kita mau turun ini ada dua pendaki baru sampai,
mas-mas, naik motor, katanya lebih enak naik motor sampai Promasan, jalannya
menakjubkan -_-
Entah mengapa
jalan naik dari Promasan ke kebun kopi lebih cepat ketika membawa carrier
daripada waktu nggak bawa apa-apa tadi. Udah pada kenyang kali, ya makanya
tenaganya berlebih. Bukan WHO namanya kalau nggak jagoan di jalan turun,
apalagi jalannya nikmat… Makasih deh tapi. Kaki kiri masih belum bisa diajak
kompromi, walaupun sudah ditanam di benak, “sakitnya nanggung, bentar lagi
sampai basecamp, nanggung, bentar lagiiiiiiiiiiiiiiiii!” tetep aja, cenut-cenut
-_-
Kurang lebih
jam enam sore komplotan jahat sudah kembali lagi di warung Mas Ambon. Yeay!
Mendoan dulu, nglurusin kaki dulu, habis itu bersih-bersih, dan bersiap pulang.
Jam setengah delapanan kita sudah beranjak dari Mawar menuju tak terhingga dan
melampauinya! Tanjakan aduhai, sekarang menjadi turunan duile. Lumayan sih,
entah kenapa lebih ngeri jalanan sebelum basecamp Wekas.
Dengan
kecepatan dhemit, kita sampai di Jogja jam sepuluh malam kurang! Gila aja dua
jam Ungaran – Jogja boy! Berapa kali mau mati di jalan! HUH! Oh, how I hate you!!!
07.10 Summit attack dari Mbah Min.
10.~~ Sampai puncak. Kira-kira ya
ini, soalnya sa nggak ikut muncak.
*) Konon disebelah puncak ada tempat yang
lebih nyaman untuk ngecamp dibanding pos bukaan.
*) Jangan lupa bawa perbekalan, energy bisa
saja habis setelah trek njathil yang
dilalui menuju puncak.
11.~~ Jalan turun. Meneduh dari
hujan.
13.30 Sampai Mbah Min lagi, isi
tenaga sebelum turun ke Mawar.
16.30 Jalan turun menuju Mawar.
18.15 Sampai basecamp Mawar.
19.30 Pulang Jogja.
21.45 Sampai Jogja dengan stress!
Sekian perjalanan stres dengan gerombolan ini. Sampai berjumpa kembali di perjalanan lainnya dengan gerombolan-gerombolan yang lain pula!
Jangan lupa jalan! Jangan buang sampah sembarangan!
Komentar
Posting Komentar