Jogja - Ungaran (dua)

Minggu malam, 17 Januari 2016
Saking ngantuk dan capeknya, kita semua langsung tidur, kecuali Silvi dan pasangan (Gege) sih. Enggak ngantuk dan capek-capek amat sebenarnya, orang jalannya enak, tapi lama nyari basecamp Mbah Min yang bikin kita capek. Yak, kita memutuskan untuk bermalam di Mbah Min dan summit nanti subuh, sesuai racun dari warung. Kita sampai di Promasan sekitar pukul setengah sebelas, tapi baru masuk basecamp jam sebelas lewat. Info letak basecamp yang setengah-setengah ditambah kampung yang udah nyenyet nggak ada yang bisa ditanyain bikin kita cukup frustasi. Udah keliling kampung berapa kalipun nggak menemukan tanda-tanda basecamp. “Basecampnya Mbah Min deket masjid, kok.” Kita udah nemu masjidnya, masalahnya deketnya itu sebelah mananya masjiiiiid hamina hamina. Berbekal ilmu wani isin, nek isin ra wareg, kita mengganggu sebuah rumah yang dicurigai sebagai basecamp. Beberapa kali kulonuwun pun berhasil membangunkna si empunya rumah, dan ternyata eh ternyata rumah beliau ini bukan basecamp. Duh maaf ya pak, buk.. Basecamp letaknya ada di barat masjid, paling pojok. Lhah, iya, nggak kelihatan kalau dari jalan utama.

Sekali lagi maafin kita, ya Pak, Bu.. Besok nggak lagi-lagi.

19.45                    Berangkat dari Mawar.
22.--                      Sampai Desa Promasan.
*) Desa Promasan merupakan desa tertinggi dan paling dekat jika ingin melakukan pendakian.
*) Kabarnya hanya 18 KK yang berumah tinggal disini. Lupa tanya-tanya kemarin. Hmm, katanya (calon) antropolog -_-
*) Jangan lupa pesen kopi luwak kalau situ singgah di Mbah Min dan harganya amat sangat murah untuk ukuran kopi luwak, boy. Belum dihargai kayak kafe-kafe mahal ituuu. Kalau bawa duit yang cukup, bisalah beli sekilo-dua kilo kopi luwak disini. Tiga ratus ribu rupiah sahaja! Mana dapet harga segitu di kota.  
*) Ada kamar mandi didepan basecamp persis, buat pipis, kalau mau BAB disediakan tempat lainnya di dekat goa jepang. Kamar mandi depan basecamp pintunya udah sedikit termakan usia (?), jadi ada celah buat ngintipin pantat orang yang lagi pakai kamar mandi, hehehhehe mayaan.


Senin (dinihari), 18 Januari 2016
Di suatu jam selepas sepertiga malam…

Pekatnya basecamp membuat saya urung membuka SB dan memulai aktifitas. Sebelum tidur tadi sudah disepakati akan summit jam tiga, atau paling mentok jam setengah lima pagi. Hmm, wacana. Jam lima pagi baru semuanya benar-benar bangun. Sarapan emi, bikin teh, makani pitik, lihat sapi, bobok lagi, sampai jam tujuh baru kita berangkat K Perjalanan paling susah adalah naik dari desa sampai persimpangan Puncak – Promasan, sumpah ini paling berat K tapi ternyata kita salah…

Summit attacknya kayak TAEEEEEEE. Dalane munggah terus, marai njathil! Ibarat kata jalan naik sesudah POS IV Cemoro Kandang (Ondorante bukan sih?), tapi trek ini tiada berkesudahan… Ade sedih bang… Akhirnya dua orang memilih untuk bobo bobo manja aja di jalan, empat lainnya terus sampai puncak. Sungguh keputusan yang sangat tepat bobok di Mbah Min, nggak kebayang harus njathil bawa carrier, berapa jam akan kita butuhkan untuk sampai atas sanaaaaaaa. Disertai niat yang tulus ikhlas untuk mencari tempat teduh (buat tidur) dan pedoman bahwa kita belum ada separuh jalan menuju puncak, naiklah saya dan Bretus. 

Jangan percaya peta! Petanya (sedikit) tipu-tipu, disitu digambarkan kalau pos (keter)Bukaan ada di separuh jalan menuju puncak. Nyatanyaaaa, lebih dari separuh dan itu udah deket bangeeet sama puncak. Walhasil Bretus dan saya jalan, jalan, jalan, dan jalan sampai tinggal beberapa menit lagi kita sampai puncak, tapi kita tetep nggak muncak K iya, kita se keset itu. Sayup-sayup terdengar suara Silvi dan yang lain jalan turun kembali dari puncak. Karena kita udah ketemu diatas, yaudah, langsung turun aja. Fales banget cari tempat tidurnya -_-

Pas turun sempat hujan, kita berteduh di pos bayangan dekat perbatasan hutan – kebun teh, sambil makan sisa bekal (nangka dan carica).

Lepas jam satu siang kita sudah mendekam kembali di Mbah Min. Masak sop!!! Alhamdulillah perjalanan kali ini bekal (makanan) akuh ludes… Minumnya utuh satu botol. Makan siang kita kala itu duet makanan Mbah Min dan hasil masakan kita. Sambel tomatnya Mbah Min enak lho! Kita makan dengan lahap, menggantikan energi njathil kita beberapa jam yang lalu. Fasilitas di Mbah Min cukup standar, tapi udah sangat lumayan untuk ukuran basecamp yang letaknya paling tinggi. Sayangnya basecamp ini belum dilengkapi dengan catatan pendakian atau belum dikelola secara resmi, sehingga tidak ada jejak siapa saja dan kapan yang pernah start pendakian dari sini. Padahal menurut info dari simbah, cukup banyak yang menjadikan Promasan sebagai start pendakian, mungkin karena jarak yang ditempuh untuk mencapai puncak sudah nggak terlalu jauh tanpa harus melalui POS I dan POS II. Selain itu, kendaraan juga bisa menjangkau Promasan via Gunung Putri dan atau Langensari (bener nggak? Nggak terlalu paham kemarin). Perjalanan dari Mawar sampai Promasan kurang lebih dua jam jalan santai.

Setelah kenyang makan dan ngobrol dengan simbah, kita pamit turun. Pas kita mau turun ini ada dua pendaki baru sampai, mas-mas, naik motor, katanya lebih enak naik motor sampai Promasan, jalannya menakjubkan -_- 
Entah mengapa jalan naik dari Promasan ke kebun kopi lebih cepat ketika membawa carrier daripada waktu nggak bawa apa-apa tadi. Udah pada kenyang kali, ya makanya tenaganya berlebih. Bukan WHO namanya kalau nggak jagoan di jalan turun, apalagi jalannya nikmat… Makasih deh tapi. Kaki kiri masih belum bisa diajak kompromi, walaupun sudah ditanam di benak, “sakitnya nanggung, bentar lagi sampai basecamp, nanggung, bentar lagiiiiiiiiiiiiiiiii!” tetep aja, cenut-cenut -_-

Kurang lebih jam enam sore komplotan jahat sudah kembali lagi di warung Mas Ambon. Yeay! Mendoan dulu, nglurusin kaki dulu, habis itu bersih-bersih, dan bersiap pulang. Jam setengah delapanan kita sudah beranjak dari Mawar menuju tak terhingga dan melampauinya! Tanjakan aduhai, sekarang menjadi turunan duile. Lumayan sih, entah kenapa lebih ngeri jalanan sebelum basecamp Wekas.

Dengan kecepatan dhemit, kita sampai di Jogja jam sepuluh malam kurang! Gila aja dua jam Ungaran – Jogja boy! Berapa kali mau mati di jalan! HUH! Oh, how I hate you!!!

07.10                    Summit attack dari Mbah Min.
10.~~                  Sampai puncak. Kira-kira ya ini, soalnya sa nggak ikut muncak. 
*) Konon disebelah puncak ada tempat yang lebih nyaman untuk ngecamp dibanding pos bukaan.
*) Jangan lupa bawa perbekalan, energy bisa saja habis setelah trek njathil yang dilalui menuju puncak.
                11.~~                  Jalan turun. Meneduh dari hujan.
                13.30                    Sampai Mbah Min lagi, isi tenaga sebelum turun ke Mawar.
                16.30                    Jalan turun menuju Mawar.
                18.15                    Sampai basecamp Mawar.
                19.30                    Pulang Jogja.


                21.45                    Sampai Jogja dengan stress!

Sekian perjalanan stres dengan gerombolan ini. Sampai berjumpa kembali di perjalanan lainnya dengan gerombolan-gerombolan yang lain pula!

Jangan lupa jalan! Jangan buang sampah sembarangan!

Komentar

Postingan Populer