Sego Megono Bu Ari | Jogja

Halo, pak! Apa kabar? Aku hari ini senang sekali! Semoga U2!


Beberapa hari ini aku lagi suka makan sego megono di Gedongkuning situ. Sudah dari lama, sih janjane aku penasaran pingin mampir dan ngicip warung ini, tapi baru keturutan beberapa hari yg lalu sama Anggi. Dulu pertama tahu warung ini letaknya masih di trotoar jalan dan pernah sekali waktu mampir ke sana habis magrib sama ibuk waktu itu habis nganterin madu ke rumah pakdhe Hasan, udah kehabisan semua menu. Sad. Terus kemarin pas ke sana sama Anggi, tempatnya sekarang udah masuk di bangunan belakang trotoar itu, lebih besar dan lebih proper tempatnya untuk makan.


Warungnya menempati bangunan rumah yang lapang, bersih, tempat parkir motor luas, tempat cuci tangan juga disediakan. Pilihan lauknya ada buanyak banget dipajang di meja tertutup kaca, jadi tinggal tunjuk aja mau nasi megono lauk apa. Nasi megono basicnya terdiri dari nasi+megono+sambal+ikan teri, nah baru lauknya mau apa bisa sesuai selera. Porsi nasi pun ada tiga macam: setengah, normal, dan jumbo. Harus menguatkan jiwa dan raga sih, pak kalau makan di sini, bisa kalap pengen dicoba semua lauknya hoehoehoehoehoehoe. 

Rombongan lauk-pauk 1

Rombongan lauk-pauk 2

Rombongan lauk-pauk 3

Rombongan lauk-pauk 4

Rombongan lauk-pauk 5


Nek menurutku bapak bakalan cocok-cocok juga sih makan di sini. Lauknya sejauh tiga kali aku jajan di sana nggak ada yg manis, cenderung asin dan pedes semua. Kemarin pertama kali aku tumbas yg lauk pepes tahu, Anggi pesan brongkos tahu. Kami ke sana sekitar jam tujuh malem apa, ya, udah pada abis lauk-pauknya. Megononya enak, wangi, karena ada kecombrangnya selain pakai bahan utama; nangka muda dan kelapa. 

Megono+pepes tahu+brongkos tahu

Kali kedua ke sana, aku cuma mbungkus aja soalnya sekalian mau ke kosan Anggi, setelah ita-itu sibuk mau ngurusin kerjaan. Aku mbungkus pecak iwak pe dan Anggi aku beliin garang asem. Sekitar jam dua menuju tiga sore deh kalau nggak salah waktu ke sana itu, lauk-pauknya masih rameee kemruyuk bahkan si brongkos malah belum matengan. Si pecak iwak pe puedes sesuai dengan wanti-wanti bu Ari, sayangnya si garang asem kurang garang asemnya. Bu Ari nampaknya malu-malu buat nambahin blimbing wuluh, kami cuma nemu tomat ijo tok, tapi rasanya tetap enak cuma ya itu tadi, asemnya tidak garang.

sayang si (tidak) garang asem lupa nggak kefoto
Megono+dhong kates+pecak iwak pe

Kedatangan ketiga, aku mampir soalnya tadi sekalian ambil liontin di Kotagede. Sebelumnya kepikiran pengen makan siang soto Sokaraja di Tamansari, tapi kok kayak e rutenya nggak masuk, yaudah ke bu Ari lagi hihihi. Kawanan menu masakan masih pada asik nongkrong rame-rame di meja etalase, huehehe saatnya tumbas lauk koyor sapi yg konon jare temenku terbaik, pak. Namanya juga kan anakmu yaaa, mana ada aku diberkati dengan keberuntungan, tentu saja koyornya kosong, baru hari ini pula. Hahahaha! Kata bu Ari, koyornya kosong soalnya penjagalan lagi nggak motong sapi, buntut dari kasus di Boyolali, para sapi kena penyakit kuku dan mulut (FMD) yang padahal saya baca di Twitter Republika Indonesia sdah bebas FMD sejak tahun 1986, tapi menjelang Idul Adha ini ditemukan lagi, dugaan awal karena impor ternak pada April 2022. Imbasnya adalah bu Ari tidak mendapat pasokan koyor, adanya cuma gajih (aku sebenarnya nggak tau lho, pak bedanya koyor dan gajih itu apa? besok tak tanya bu Ari), dan blio tidak mau, jadi lebih baik tidak bikin koyoran dulu sampai 2-3 ke depan. 

Intinya, sore tadi aku pesennya sotong, dhong kates, tahu brontak, es teh tawar, dan sayur asem (maju-mundur mau pesen ini, tapi aku kebayang segernya sayur asem, tuh lho, pak!). Sotong enak, empuk, dhong kates enak tidak pahit, tahu enak, sayur asemnya lebih cocok dikasih nama sayur asin. Maaf banget bu Ari tapi kenapa njenengan nek njangan asem tuh nggak ada asem-asemnya blass, mulai dari  garang (kurang) asem, sampai sayur asem beneran :(

Megono+dhong kates+sotong+sayur asem

Zoom in si sayur (tidak) asem :(

*nyanyewowoeuanyiinyuuuu* (ceritanya orang-orang mulai tambah rame berdatangan)

Nyamnyamnyam makanan sudah mulai habis, tapi rasanya hati ini masih hepi nggak tau kenapa, rasanya hari ini kok sumringah seperti habis menyelesaikan misi dengan baik! Yaudah daripada bengong doang sambil dengerin Tutur Tinular (aku lagi mendengarkan podcast Tutur Tinular di Spotify, pak. Lain kali aku ceritain podcast itu apa) aku akhirnya ke meja makanan lagi, ambil mendoan yg masih haneut habis digoreng. Mendoan sudah habis, balik lagi ambil pisang goreng yang tadi juga ngawe-awe banget minta dinotice heuheuheue. Hari ini judulnya menuruti hawa nafsu kayaknya. 

Sekitar jam lima sore aku akhire bali. Perut kenyang (polll), hati senang, sepanjang jalan pulang senyam-senyum koyo arek gendheng pokoke, pak huahahahaha! Segitu dulu laporan jajan kali ini! Sampai jumpa lagi, pak! Senang-senang juga, ya di sana!



**harga menu dasar nasi+megono+sambal+ikan teri sesuai porsi nasi:

  • setengah: 3000
  • normal: 4000
  • jumbo: 6000

***another news regarding the FMD worth to read: https://twitter.com/tempodotco/status/1530169895782326272 

Komentar

Postingan Populer